Jumat, 06 Maret 2015

Asal mula kota sidoarjo || Nanning's blog


Haii guys, aku Nanning dan aku tinggal di Sidoarjo.. karna aku tinggal di Sidoarjo aku mau kasih tau nihh asal mula kota Sidoarjo..

Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat Kerajaan
Janggala. Pada masa kolonialisme Hindia
Belanda, daerah Sidoarjo bernama Sidokare, yang
merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya.
Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih
bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di
kampung Pucang Anom yang dibantu oleh
seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang
berdiam di kampung Pangabahan. Pada 1859,
berdasarkan Keputusan Pemerintah Hindia
Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859
Staatsblad No. 6, daerah Kabupaten Surabaya
dibagi menjadi dua bagian yaitu Kabupaten
Surabaya dan Kabupaten Sidokari. Sidokare
dipimpin R. Notopuro (kemudian bergelar R.T.P
Tjokronegoro) yang berasal dari Kasepuhan. Ia
adalah putra dari R.A.P. Tjokronegoro, Bupati
Surabaya. Pada tanggal 28 Mei1859, nama
Kabupaten Sidokare, yang memiliki konotasi
kurang bagus diubah menjadi Kabupaten Sidoarjo.
Setelah R. Notopuro wafat tahun 1862, maka
kakak almarhum 1863 diangkat sebagai bupati,
yaitu Bupati
R.T.A.A Tjokronegoro II yang merupakan
pindahan dari Lamongan. Pada tahun 1883
Bupati Tjokronegoro mendapat pensiun, sebagai
gantinya diangkat R.P. Sumodiredjo pindahan
dari Tulungagung tetapi hanya 3 bulan karena
wafat pada tahun itu juga, dan R.A.A.T.
Tjondronegoro I diangkat sebagai gantinya.
Di masa Pedudukan Jepang (8 Maret 1942 15
Agustus 1945), daerah deltaSungai Brantas
termasuk Sidoarjo juga berada di bawah
kekuasaan Pemerintahan Militer Jepang (yaitu
oleh Kaigun, tentara Laut Jepang). Pada tanggal
15 Agustus 1945, Jepang menyerah pada Sekutu.
Permulaan bulan Maret 1946 Belanda mulai aktif
dalam usaha-usahanya untuk menduduki kembali
daerah ini. Ketika Belanda menduduki Gedangan,
pemerintah Indonesia memindahkan pusat
pemerintahan Sidoarjo ke Porong. Daerah Dungus
(Kecamatan Sukodono) menjadi daerah rebutan
dengan Belanda. Tanggal 24 Desember 1946,
Belanda mulai menyerang kota Sidoarjo dengan
serangan dari jurusan Tulangan. Sidoarjo jatuh ke
tangan Belanda hari itu juga. Pusat pemerintahan
Sidoarjo lalu dipindahkan lagi ke daerah
Jombang.
Pemerintahan pendudukan Belanda (dikenal
dengan nama Recomba) berusaha membentuk
kembali pemerintahan seperti di masa kolonial
dulu. Pada November 1948, dibentuklah Negara
Jawa Timur salah satu negara bagian dalam
Republik Indonesia Serikat. Sidoarjo berada di
bawah pemerintahan Recomba hingga tahun
1949. Tanggal 27 Desember 1949, sebagai hasil
kesepakatan Konferensi Meja Bundar, Belanda
menyerahkan kembali Negara Jawa Timur kepada
Republik Indonesia, sehingga daerah delta
Brantas dengan sendirinya menjadi daerah
Republik Indonesia
Geografi
Wilayah Kabupaten Sidoarjo berada di dataran
rendah. Sidoarjo dikenal dengan sebutan Kota
Delta, karena berada di antara dua sungai besar
pecahan Kali Brantas, yakni Kali Mas dan Kali
Porong. Kota Sidoarjo berada di selatan
Surabaya, dan secara geografis kedua kota ini
seolah-olah menyatu.
Transportasi
Bandara Internasional Juanda dan terminal bus
Purabaya yang dianggap sebagai milik
Surabaya, berada di wilayah kabupaten ini.
Terminal Purabaya merupakan gerbang utama
Surabaya dari arah selatan, dan salah satu
terminal bus terbesar di Asia Tenggara. Kereta
komuter Surabaya-Sidoarjo-Porong
menghubungkan kawasan Sidoarjo dengan
Surabaya.
Pembagian administratif
Kabupaten Sidoarjo terdiri atas 18 kecamatan,
yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan
kelurahan. Kota kecamatan lain yang cukup besar
di Kabupaten Sidoarjo diantaranya Taman, Krian,
Candi, Porong dan Waru.
Perekonomian
Industri dan jasa merupakan sektor perekonomian
utama Sidoarjo. Selat Madura di timur merupakan
daerah penghasil perikanan, diantaranya ikan,
udang, dan kepiting. Sidoarjo juga dikenal dengan
sebutan Kota Petis.
Olahraga
Gelora Delta terdapat di kota Sidoarjo, dimana
pernah digunakan untuk pembukaan PON XV
Jawa Timur 2002. Dimana stadion ini adalah
markas dari klub sepakbola Deltras Sidoarjo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar